Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RESENSI BUKU: Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah

 Resensi Buku

(Menghafal Al-Qur’an itu Mudah)

A. Identitas Buku

Judul Buku         : Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah

Penulis               : Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafidz, Lc

Penerbit             : Markaz Qur’an, cetakan 1

Tahun Terbit       : 2015

Jumlah halaman : iv + 176 halaman. 14 x 20,5 cm


B. Sinopsis 

Buku “Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah” karya Ustadz Abdul Aziz Rauf Al-Hafid, Lc ini berisi beberapa panduan aplikatif karena banyak membahas tips-tips menghafal Al-Qur'an.  Ada 8 Bab dalam buku ini dan semua lengkap dibahas.
Bab pertama membahas dasar mengapa Al-Qur’an perlu dihafal. Diawali dengan pertanyaan ngapain dihafal, lah kan sudah banyak jumlah Al-Qur’an dan gampang didapat? Dibuku ini diingatkan kembali kalau para penghafal Al-Qur'an adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menjaga kemurnian Al-Qur'an dari usaha pemalsuan. Kemudian dibahas juga tentang karakteristik dari Al-Qur’an yakni pedoman hidup bagi seluruh manusia; ruh bagi orang beriman; adz-dzikr (peringatan); sumber pengetahuan alam dan Al-Qur'an adalah bekal da'wah.

Bab kedua membahas tentang urgensi hifdzul Qur’an. Di sini menjelaskan bahwa umat islam tidak mungkin terus menerus hidup dalam keadaan krisis kekurangan penghafal Al-Qur’an seperti saat ini. Dan di jelaskan pula tentang ahammiyahnya yaitu sebagai berikut:

  1. Menjaga kemutawatiran Al-Qur’an. Mutawatir adalah: sesuatu yang diriwayatkan oleh orang banyak sehingga mustahil jika mereka sengaja sepakat mengadakan kebohongan bersama-sama.

  2. Meningkatkan kualitas umat

  3. Menjauhkan diri dari aktivitas yang tidak ada nilainya di sisi Allah

  4. Melestarikan budaya salafussholih

Bab ketiga, membahas tentang manfaat dari menghafal Al-Qur’an, yang dapat dirasakan baik di dunia maupun di akhirat. 

Manfaat di dunia:

  1. Merupakan nikmat robbani yang datang dari Allah

  2. Al-Qur'an menjanjikan kebaikan, berkah dan kenikmatan bagi penghafalnya

  3. Penghafal Al-Qur'an adalah orang yang mendapatkan penghargaan khusus dari Nabi

  4. Ciri orang yang diberi ilmu

  5. Keluarga Allah yang berada diatas bumi

  6. Menghormati penghafal Al-Qur'an berarti mengagungkan Allah

Manfaat di akhirat:

  1. Al-Qur’an menjadi penolong di hari kiamat

  1. Meninggikan derajat manusia di surga

  2. Para penghafal Al-Qur'an bersama para malaikat yang mulia dan taat

  3. Mendapat kehormatan mahkota kemuliaan

  4. Penghafal Al-Qur'an adalah orang yang akan mendapatkan keuntungan dalam perdagangan dan tidak akan merugi

  5. Paling banyak mendapatkan pahala dari Al-Qur'an, terutama jika is membacanya dalam shalat

Bab keempat, membahas tentang bagaimana persiapan dan cara menghafal Al-Qur’an. Pepatah Arab mengatakan, bila tekad sudah bulat, jalanpun jelas terlihat. Sikap mental yang harus dibangun:

  1. Merasakan keagungan Al-Qur'an

  2. Memiliki perhatian terhadap Al-Qur'an

  3. Pandai mengatur waktu

  4. Tabah menghadapi kesulitan dalam menghafal


Bab 5 membahas tentang teknik menghafal Al-Qur'an. bahwa semua orang sebenarnya bisa menghafal karena merupakan proses mengulang. Penghalang utamanya adalah malas, tidak ada kemauan, hilang akal dan mata hati. Namun setiap orang memang punya daya kuat yang berbeda. Beberapa teknik yang dipakai para penghafal:

  1. Teknik memahami ayat-ayat yang akan dihafal

  2. Teknik mengulang-ulang sebelum menghafal

  3. Teknik mendengarkan sebelum menghafal

  4. Teknik menulis sebelum menghafal. Cara ini merupakan warisan dari ulama masa dulu. Setiap ilmu yang dihafal kemudian ditulis.

Jadi mana teknik yang paling efektif? Apapun teknik yang dipilih tidak adan terlepas dari membacanya berulang-ulang sampai tidak perlu melihat mushaf lagi. Karena hakikat menghafal adalah membaca sebanyak-banyaknya sampai tertanam dalam ingatan. Sehebat apapun ingatan seseorang, kalau nggak pernah ngulang nanti lupa. Kesimpulannya metode yang paling efektif adalah yang membuat kita nyaman dan menikmati proses menghafal.


Bab 6 membahas tentang sarana penunjang dalam menghafal Al-Qur'an, yaitu: 

  1. Bergaul dengan orang yang sudah/sedang hafal Al-Qur'an

  2. Selalu membacanya dalam Shalat

  3. Mendengarkan bacaan Hafidz Al-Qu’ran

  4. Mengulang hafalan bersama orang lain

  5. Musabaqah Hifzhul Qur’an


Di bab 7 membahas tentang problematika dalam menghafal Al-Qur’an terdiri dari problem internal dan eksternal. Problem internal yaitu:

  1. Cinta dunia dan terlalu sibuk dengannya

  2. Tidak dapat merasakan kenikmatan Al-Qur'an

  3. Hati yang kotor dan terlalu banyak maksiat

  4. Tidak sabar, malas dan berputus asa

  5. Semangat dan keinginan yang lemah

  6. Niat yang tidak ikhlas


Sedangkan problem eksternal lebih ringan dibanding internal karena dapat didukung dengan kemauan yang kuat. Contohnya para orientalis yang hafal Al-Qur’an meski tidak beriman. Seorang muslim dalam menghafal Al-Qur'an targetnya bukan sekedar hafal namun bagaimana ia mampu menjadikan Al-Qur'an sebagai bagian dari dirinya. Problem eksternal yaitu:

  1. Tidak mampu menghafal dengan baik

  2. Tidak mampu mengatur waktu

  3. Tasyahabul ayat (ayat-ayat yang serupa)

  4. Pengulangan yang sedikit

  5. Belum memasyarakat

  6. Tidak ada muwajjih (pembimbing)


Bab 8, membahas mengenai adab bagi penghafal Al-Qur'an yakni:

  1. Selalu menjaga keikhlasan karena Allah dan menjaga diri dari riya'

  2. Menjaga diri dari perbuatan yang tidak ada nilainya di sisi Allah

  3. Jangan mencari popularitas atau berniat menjadikan Al-Qur'an sebagai sarana mencari nafkah

  4. Tawadhu dan tidak merasa diri lebih baik dari orang lain

  5. Jangan berniat mencari imbalan duniawi dari Al-Qur'an

  6. Jangan menjadikannya sebagai alat meminta-minta kepada manusia

  7. Berhati-hati dari sifat munafik

  8. Berhati-hati dri tergelincir kepada maksiat

  9. Banyak berdoa kepada Allah agar menuntut ke surga

  10. Selalu bersama Al-Qur'an sampai akhir

Bab terakhir membahas tentang ayat-ayat yang mirip. Bab ini sangat penting diketahui oleh penghafal Al-Qur’an agar dalam menghafal sudah memiliki gambaran yang utuh tentang seluk beluk ayat-ayat yang serupa tapi tak sama. Salah satu contohnya yaitu Qs. Al-Baqarah: 48 mirip dengan Al-Baqarah: 123.

C. Kelebihan Buku

Isi buku sangat aplikatif bagi para pembacanya serta membuat kita lebih bersemangat lagi dalam menghafal Al-Qur’an. Gaya bahasa yang disampaikan penulis sangat menarik, jelas, dan tidak membosankan. Buku ini juga dikuatkan dengan adanya hadist-hadist dan ayat-ayat Al-Qur’an tentang keutamaan menghafal Al-Qur’an sehingga setiap kata-kata yang disampaikan membawa pengaruh positif bagi siapapun yang membaca. Tidak hanya itu, alasan orang ingin membaca buku pasti selalu melihat covernya terlebuh dahulu, nah inilah kelebihan dari buku “Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah”, desain cover yang ditampilkan sangat menarik, bagus dan pemilihan warnanya sangat tepat menurut Saya. Tidak hanya cover, tata letak tulisan juga sangat menarik ditambah lagi ada hadist di akhir setiap bab yang membuat si pembaca merasa lebih bersemangat untuk menghafal Al-Qur’an.


D. Kelemahan Buku

Disamping banyak kelebihan, buku “Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah” ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki diantaranya adalah terdapat banyak sekali kata yang salah ketik dan juga di bab terakhir Penulis tidak mencantumkan terjemah dari ayat-ayat Al-Qur’an yang serupa tapi tak sama tersebut sehingga menyulitkan para pembaca yang ingin mengetahui artinya harus melihat mushaf satu persatu.


Nah, setelah mengetahui isi dari buku “Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah” Karya Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafidz, Lc ini, kita jadi lebih mengerti dan tahu tentang banyaknya kebaikan-kebaikan yang akan kita dapat ketika kita memutuskan untuk menghafal Al-Qur’an berikut dengan teknik cara menghafalnya semuanya sudah dipaparkan dalam buku ini. Buku ini sangat cocok untuk kita yang ingin menghafal Al-Qur’an.


Post a Comment for "RESENSI BUKU: Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah"